STUDI PENGGUNAAN JAMU TRADISIONAL PADA MAHASISWA FARMASI UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS DI MASA PANDEMI COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.51887/jpfi.v12i1.1420Abstract
WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, China, pada tanggal 31 Desember 2019. Tanggal 7 Januari 2020 China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru dari coronavirus. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas selama pandemi dengan mengonsumsi jamu tradisional. Jamu tradisional yang berbahan dasar jahe merah, kunyit, dan temulawak dapat meningkatkan sistem imun pada manusia serta mencegah tubuh dari infeksi virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan jamu tradisional pada mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram untuk meningkatkan imunitas di masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian sebanyak 163 mahasiswa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner daring pada rentang waktu 15-23 Januari 2021. Kuesioner yang digunakan telah melalui uji validitas dan reliabilitas serta dinyatakan valid dan reliabel (r = 0,702). Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 77,9% mahasiswa menyatakan jamu tradisional dapat menjaga daya tahan tubuh dan jumlah mahasiswa yang rutin mengonsumsi jamu tradisional sebanyak 9.8% mahasiswa. Penggunaan jamu tradisional selama masa pandemi COVID-19 untuk meningkatkan imunitas pada mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram sebesar 90,2% dimana konsumsi jamu didominasi oleh jamu kunyit sebanyak 45%.
The WHO China Country Office reported a case of pneumonia of unknown etiology in Wuhan City, China, on December 31, 2019. On January 7, 2020, China identified the case as a new type of coronavirus. On March 11, 2020 WHO declared COVID-19 a pandemic. One of the efforts to increase immunity during the pandemic is by consuming traditional herbal medicine. Traditional herbs made from red ginger, turmeric, and temulawak can improve the immune system in humans and prevent the body from infection with the COVID-19 virus. This study aims to determine the use of traditional herbal medicine in students of the Pharmacy Study Program, Faculty of Medicine, University of Mataram to increase immunity during the COVID-19 pandemic. The method used in this research is descriptive with cross sectional design. The number of samples in the study were 163 students. Data collection was carried out using an online questionnaire in the period 15 to 23 January 2021. The questionnaire used had passed validity and reliability tests and was declared valid and reliable (r = 0.702). The results obtained in this study were 77.9% of students stated that traditional herbal medicine can maintain endurance and the number of students who regularly consumed traditional herbal medicine was 9.8% of students. The use of traditional herbal medicine during the COVID-19 pandemic to increase immunity in students of the Pharmacy Study Program, Faculty of Medicine, University of Mataram was 90.2% where the consumption of herbal medicine was dominated by herbal turmeric as much as 45%.
Downloads
References
Arasti. 2021. Studi etnobotani tumbuhan obat pada masyarakat lokal Kabupaten Bima sebagai sumber belajar hayati. UMM Scientific Journal, 1(1): 30-34.
Aryanta, I.W.R. 2019. Manfaat jahe untuk kesehatan, Widya Kesehatan, 1(2): 39-43.
Bhattacharyya, S., Hossain, S., and Mohanty. 2010. Curcumin reverses T cell-mediated adaptive immune dysfunctions in tumor-bearing hosts. Cell Mol Immunol, 7(4): 306–315.
Edy, S. and Ajo, A. 2020. Pengolahan jahe instan sebagai minuman herbal di masa pandemik COVID-19. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, 2(03):177–183.
Kemenkes RI. 2017. Laporan Nasional: Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia. Jakarta : LPB Litbang Depkes.
Kemenkes, RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). doi: 10.14710/jkli.18.2.i-iii.
Kusumo, A.R., Wiyoga, F.Y., Perdana, H.P., Khairunnisa, I., Suhandi, R.I. and Prastika, S.S. 2020. Jamu tradisional indonesia : tingkatkan imunitas tubuh secara alami selama pandemi, Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services, 4(2): 465–471.
Magzoub, M. 2020. Life style guideline of ginger (Zingiber officinale) as prophylaxis and treatment for coronaviruses (SARS-CoV-2) infection (COVID-19). Saudi Journal of Biomedical Research, 5(6): 125–127.
Melati, R., Rahmadani, N.S., Tjokodiningrat, S., Nyong, F., and Baswan, S. 2020. Paradigma Air Guraka Saat Pandemi COVID-19 dan New Normal di Kota Ternate sebagai Peluang Usaha, in Seminar Nasional Lahan Suboptimal, pp. 731–740.
Nurlila, R.U. and La Fua, J. .2020. Jahe Peningkat Sistem Imun Tubuh di Era Pandemi Covid- 19 di Kelurahan Kadia Kota Kendari. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 1(2): 54-61.
Prabowo, A.K.E., Prihatiningsih, N. and Soesanto, L. 2006. Potensi Trichoderma harzianum dalam mengendalikan sembilan isolat Fusarium oxysporum Schlecht. f. sp. zingiberi trujillo pada kencur. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 8(2): 76–84.
Riaminanti, N.K., Hartiati, A. and Mulyani, S. 2016. Studi kapasitas dan sinergisme antioksidan pada ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val.) dan daun asam (Tamarindus indica L.), Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 4(3): 93–104.
Rosidi, A. Khomsan, A., Setiawan, B., Riyadi, H., and Briawan, D. 2014. Potensi Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Sebagai Antioksidan, in Prosiding Seminar Nasional & Internasional.
Rumilah, S., Nafisah, K.S., Arizamroni, M., Hikam, S. A., and Damayanti, S.A. 2020. Kearifan lokal masyarakat jawa dalam menghadapi pandemi. Suluk: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya, 2(2): 119–129.
Sastrawidana, I.D.K. and Saraswati, L.P.A. 2020. Pemanfaatan Tanaman Biofarmaka Sebagai Bahan Jamu Serbuk Untuk Meningkatkan Imun Tubuh’, Proceeding Senadimas Undiksha, 1117.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (2021a). Analisis Data COVID-19 Indonesia. Available at https://covid19.go.id/p/berita/analisis-data-covid-19-indonesia-update-26-desember-2021. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (2021b). Data COVID-19. Available at: https://corona.ntbprov.go.id/data/04585950-d4ef-11eb-bb15-c7778f7de3d9/show. Diakses tanggal 29 November 2021
Setyawan, E., and Putratama, P. 2012. Optimasi yield etil p metoksisinamat pada ekstraksi oleoresin kencur (Kaempferia galanga) menggunakan pelarut etanol. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1(2): 31-38.
Shan, C.Y. and Iskandar, Y. 2018. Studi kandungan kimia dan aktivitas farmakologi tanaman kunyit (Curcuma longa L.). Farmaka, 16(2) : 547-555
Subroto, A. and Harmanto, N. 2013. Pilih jamu dan herbal tanpa efek samping. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sudarsana, I.K. Lestari, N.G.A., Wijaya, K.W.B., Krisdayanthi, A., Andayani, K.Y., Trisnadewi, K., Muliani, N.M., Suparya, I. K. Adnyani, N.W., and Siswadi G.A. 2020. COVID-19: Perspektif Pendidikan. Denpasar : Yayasan Kita Menulis.
Suparman, S., Rusman, Y. and Pardani, C. 2017. Analisis usahatani kencur (Kaempferia galanga L.), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 1(2): 125–130.
Syamsudin, R.A.M.R., Perdana, F. and Mutiaz, F.S. 2019. Tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai obat tradisional. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari, 10(1): 51–65.
Wibowo, R.A. dan Wahyono, S. 2017. Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia. Jakarta: LPB Litbang Depkes.
Yusa, I.M.M. 2016. Imagologi mbok jamu sebagai representasi wanita etnis jawa tradisional dalam diskursus stereotype citra. Jurnal Studi Kultural, 1(1): 1–6.
Zulharman, Yaniwiadi, B., dan Batoro, J. 2015. Etnobotani tumbuhan obat dan pangan masyarakat Suku Sambori Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat Indonesia. Natural B, 3(2): 190-205.